Bukan hal yang mudah bagi kami selaku orang tua "zaman old" untuk mengasah kecerdasan emosi anak apalagi dengan latar belakang kecerdasan emosi yang jauh dibawah standar. Menjadi hal yang selalu dan terus menerus kami coba untuk sadari bahwa dalam mendidik anak-anak dibutuhkan kesabaran yang terus menerus terasah. Dalam kasus keluarga kami, mendidik 4 anak yang umurnya hanya bertaut 2-3 tahun menjadi tantangan tersendiri.
Sebagai komitmen awal untuk level melatih kecerdasan, anak kedua kami yang baru saja berumur 6 tahun masih menjadi target dalam laporan kali ini. Dia tergolong anak yang unik, suka mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang sering kali kami larang. Sepertinya justru kecerdasan emosi kami yang sedang diuji dengan sulung laki-laki ini. Sekarang dia sedang kemaruk dengan bermain sepeda. hanya dalam 1-2 hari belajar dia sudah berani mengayuh sepeda kemana-mana meski masih sering jatuh dan belum bisa mengendalikan seedanya dengan baik. Namun dia tidak pernah menangis karena sepertinya dia sadar bahwa itu semua karena kemauannya sendiri. Berbeda ketika kami memaksakan sesuatu padanya, misalnya bangun pagi atau mandi, sedikit tinggi nada suara yang kami keluarkan maka dia akan menjawab dengan intonasi yang lebih tinggi lagi. Dan itu hampir terjadi setiap hari sekolah (weekday).
Megingat kebiasan yang seperti itu, kami mencoba membangunkannya dengan nada yang standar, mulai dari rendah merajuk hingga tegas dengan intonasi datar. dan Alhamdulillah berhasil meskipun tidak sesegera ketika temannya memanggil mengajak bermain. Sering kali dia akan bertingkah manja misalya minta diangkat atau ditarik agar bangun. Dan bagi kami ortu yang juga harus berlomba dengan waktu karena harus bekerja di ranah publik yg menuntut ontime, terkadang tingkah seperti itu bikin geregetan. Tapi lagi-lagi kami harus memikirkan bahwa mereka masih dalam masa keemasannya dan membutuhkan kami lebih.
Semoga upaya kami menjadi orang tua yang benar dan baik serta cerdas dalam mendidik akan bisa membawa mereka menjadi insan yang berkualitas dalam segala aspek.
AAMIIN...
Bunda Sayang
Melatih KeCERdasan
Ibu Profesional
IIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar