Minggu, 11 November 2018

(Lagi-lagi) melatih kecerdasan emosi

Weekend sepertinya menjadi hari bermalas-malasan buat anak-anak karna mama ga akan menuntut untuk buru-buru beraktifitas layaknya weekday. Tapi kali ini Fikar mulai bertingkah. Dan lagi-lagi kasusnya ga mau sarapan. Hingga tiba pukul 9.30...

"Zulfikar ayo sarapan!" perintahku setelah sejak pukul 7 pagi merayunya untuk sarapan.
Dia tetap acuh tak acuh, terus bermain dengan adiknya.
Emosi emak mulai mencapai puncak
"Ya sudah, sekarang fikar keluar, main diluar ndak usah makan!" paksa emak sambil narik tangannya keluar.
Sambil menangis ia memohon,"mau makan, laper...." rengeknya.
"Udah nyari makannya diluar aja, dari tadi disuruh makan kan ga mau" jawabku
Mungkin karena berempati pada kakaknya si adek malah ikut nangis dan ikut menemani si kakak di luar rumah. Melihat kejadian itu, sulungku, Nanda, malah berkomentar,"mah takut saya" keluhnya.

Tak lama berselang, tampak fikar masih menangis. Mungkin dia benar-benar lapar. Akhirnya kutugasi Nanda untuk menyiapkan makan untuk kedua adiknya. Dan mereka makan dengan lahapnya. Setelah selesai makan mereka kusuruh mandi. Dan tak perlu menunggu lama akhirnya mereka sudah bersih dan rapi. Fikar pun melanjutkanaktivitas weekend nya dengan menggambar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar