Rabu, 19 September 2018

Cerita di kantor

 Cerita tentang aktivitas di kantor menjadi bahasan kami suatu ketika. Paksu kali ini membahas tentang curhatan salah seorang teman kantor yang sepulang tugas belajar malah tidak di”manfaat”kan.  Malah dia justru seperti disingkirkan dari “pos”nya dulu.Namanya mba Emi. Mba Emi dulu tupoksinya sebagai bendahara. Karena ada peluang sekolah dengan beasiswa khusus untuk orang keuangan maka dia mengambil kesempatan tersebut.  Selama sekolah jabatannya sebagai bendahara digantikan oleh asistennya saat itu. Nah setelah pulang dari tugas belajar dia malah disingkirkan dari segala hal yang terkait dengan tupoksinya dulu.  Padahal salah satu tujuan dia disekolahkan adalah untuk meningkatkan kapasitas dari tempatnya bekerja. Dan hal itu membuatnya merasa useless. Sampai suatu ketika dia ngobrol-ngobrol dengan Paksu. Dia bilang kalo di kantor sekarang ini menjadi tempat istirahat baginya, dan dia merasa ga nyaman karena merasa makan gaji buta. Puncaknya adalah ketika dia disuruh mencari “kerjaan” lain di kantor tersebut.
Paksu yang meskipun hanya staf di kantor tersebut merasa perlu membantunya. Beliau  mencoba melobi atasannya untuk menerima mba Emi di bidang tempat beliau saat ini. Dan Alhamdulillah boleh. Sayangnya tetap saja oleh atasannya yang baru mba Emi ga dikasi kerjaan. Tapi setidaknya dia bisa merasa lebih nyaman di ruangan barunya.

Aku mendengarkan dengan seksama cerita Paksu sambil  memberi komentar tentang kondisi tersebut. Misalnya tentang pengganti mba Emi yang ga bisa pegang komputer dan mengandalkan asistennya untuk keperluan tersebut. Rugi sekali kantor itu tidak memanfaatkan personelnya yang justru akan mengefisiensikan pekerjaan disana.

Dari pengalaman beliau aku belajar bagaimana berempati dengan teman dan juga bagaimana mengkomunikasikan sesuatu hal yang sepertinya tidak mungkin menjadi suatu hal yang benar-benar bisa terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar