Hari ini tidak banyak hal yang secara verbal kami diskusikan karena kesibukanku dengan si bayi yang masih belum bisa ditinggal serta aktivitas Paksu membersamai 3 bocah yang Alhamdulillah aktif semua.
Tapi ada satu hal menarik yang sempat kami bahas berdua saja. Yup, tentang utang.
Baru kemarin kami harus "nebus bangket" karena musim tanam sudah dekat. Karena belum cukup maka kami harus ngutang dulu untuk melengkapi nilai yang seharusnya. Aku merasa gundah gulana memikirkannya. Untungnya Paksu menangkap kegalauan sang istri.
"Bagaimana pah, kok jadi banyak?" komentarku padanya
"Apanya? Utang?!" sambut beliau santai
"Iya" jawabku
Awalnya Paksu mencoba menenangkan bahwa hal itu bukan merupakan sesuatu yang negatif ketika peruntukannya baik. Selanjutnya beliau mencoba memberikan beberapa strategi dan rencana kedepan sehingga semua bisa dilunasi.
"Ya..., kita harus mulai nabung dan ingat rejeki itu pasti ada" tutup beliau mengakhiri obrolan singkat kami hari ini, karena teriakan dan tangisan mulai terdengar dari halaman samping.
Obrolan singkat itu Alhamdulillah bisa mengurangi mendung kelabu yang menghantui pikiranku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar