Aku baru menyadari bahwa dalam satu hari komunikasi verbal
intens yang terjadi antara aku dan paksu hanya mengambil sekitar 10% dari 24 jam yang tersedia. Dan kebanyakan hal
itu kami lakukan pada malam hari. Seperti malam ini, perbincangan dimulai di atas
jam 10 malam. Untungnya aku selalu menyempatkan diri tidur siang sehingga pada
jam-jam segitu masih bisa diajak berpikir waras :)
Kali ini kami membahas tentang jadwal “ngaji” yang kami
programkan untuk menyempurnakan bekal dalam mendidik anak-anak. Jadi ceritanya
beliau udah deal dengan salah seorang ustadz yang siap mengajari kami cara
membawa Alquran yang baik dan benar serta membahas salah satu kitab yang
menurut pak ustadz “ringan” untuk pemula seperti kami.
“ Jadi gimana?” tanya beliau setelah memberikan penjelasan
bahwa pak ustadz siap datang ke rumah dan mengajari kami dari sehabis magrib
sampai waktu isya setiap hari selain malam Jumat.
“Mau berapa kali dalam seminggu?” Tanyaku kembali.
“Kalo saya pengennya 3 kali, 2x untuk tartil sekali untuk
baca kitab”, jawab beliau.
“Bisa kita kondisikan”, jawabku
“Bagaimana dengan fee-nya?” lanjutku bertanya
“Menurut beliau biasanya dikasi sekedar cukup untuk bahan
bakar aja” jawab paksu.
“Waduh, ga gitulah. Kita kan perlu menghargai ilmu yang
beliau bagi ke kita”, lanjutku berkomentar.
“Iya, saya juga mikirnya begitu. Jadi berapa?” Lemparnya lagi.
“ Ya kira-kira per pertemuan ‘sekian’ bagaimana?” ucapku
memberi pertimbangan.
“Saya juga ancer-ancer mau ngasi segitu sih”, jawab beliau.
“Ya udah sekarang kita tinggal menentukan harinya”,
lanjutnya lagi.
“Bagaimana kalo ahad, selasa dan jumat?!” sambungku. Pertimbanganku
hari sabtu biasanya kami mengunjungi orang tua.
“Bisa.... Nanti tinggal saya hubungi ustadznya untuk mendapatkan
kesepakatan”, kata paksu menutup tema yang satu ini.
Selama berbincang-bincang kami mencoba menjaga kontak mata
karena biasanya beliau kalo ngomong senengnya disambi, entah itu sambil main
game, baca status di medsos atau sambil ngerjain sesuatu gitu. Dan
Alhamdulillah berhasil. Semoga lain waktu lebih sering begini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar