Hari ini tiba-tiba Bapaknya anak-anak tak terlihat di
sekitar rumah. Ternyata beliau pergi ke pasar.
Paksu membeli berbagai jenis
sayuran seperti daun ubi, kangkung, daun katuk, kedelai muda dan keripik
singkong kesukaanku.
“Ga ada buat lauk pah?”, tanyaku melihat belanjaannya yang
cukup banyak itu
“Mau apa? Ikan?!” balasnya
“Bisa ikan, atau apalah yang lain selain sayur”, sambutku
“Cuma ini” katanya sambil menunjukkan sebungkus ikan laut
yang harganya 30 ribu perkilo dan beliau hanya membeli ½ kg.
“Tadi ada kenaus (sotong), harganya 70 ribu sekilo, tapi uang
ndak cukup. kalo mau saya balik lagi kesana”, tawar beliau.
Dalam hati aku menolak karena kadar kolesterol kami lagi
tinggi semua. Aku hanya berkomentar, “Wah ... mahal ya?!” hihihi... maksudnya
ga usah gitu :D
Obrolan kami berlanjut membahas tentang kondisi pedagang di
pasar yang menurut beliau cukup memperihatinkan. Beliau bercerita tentang
pedagang sayur yang hanya mengambil untuk dua ribu rupiah dari modal sepuluh
ribu. Aku ga mau kalah dong, kuceritakan bahkan ada yang lebih kecil dari itu
ngambil untungnya, jadi hanya sekedarnya aja.
Aku jadi ingat, 2
pekan sebelumnya beliau juga kepasar membawa uang 180 ribu dan hasilnya hanya 1
kantong sedang, hari ini beliau membawa 80 ribu bisa dapat berkantong-kantong.
Maklum karena waktu yang lalu Paksu belinya daging sapi, iga sapi dan ikan
laut. Jatah untuk sayur malah habis duluan. Sekarang jadi ganti strategi, beli
sayur dulu yang banyak baru sisanya buat beli lauk sekedarnya, hahaha.
Terima kasih Papah sudah berbagi peran dalam biduk rumah
tangga kita
We love You, Always
Tidak ada komentar:
Posting Komentar