Sabtu, 22 September 2018

Pergi ke pasar


Hari ini tiba-tiba Bapaknya anak-anak tak terlihat di sekitar rumah. Ternyata beliau pergi ke pasar. 

Paksu membeli berbagai jenis sayuran seperti daun ubi, kangkung, daun katuk, kedelai muda dan keripik singkong kesukaanku.
“Ga ada buat lauk pah?”, tanyaku melihat belanjaannya yang cukup banyak itu
“Mau apa? Ikan?!” balasnya
“Bisa ikan, atau apalah yang lain selain sayur”, sambutku
“Cuma ini” katanya sambil menunjukkan sebungkus ikan laut yang harganya 30 ribu perkilo dan beliau hanya membeli ½ kg.
“Tadi ada kenaus (sotong), harganya 70 ribu sekilo, tapi uang ndak cukup. kalo mau saya balik lagi kesana”, tawar beliau.
Dalam hati aku menolak karena kadar kolesterol kami lagi tinggi semua. Aku hanya berkomentar, “Wah ... mahal ya?!” hihihi... maksudnya ga usah gitu :D

Obrolan kami berlanjut membahas tentang kondisi pedagang di pasar yang menurut beliau cukup memperihatinkan. Beliau bercerita tentang pedagang sayur yang hanya mengambil untuk dua ribu rupiah dari modal sepuluh ribu. Aku ga mau kalah dong, kuceritakan bahkan ada yang lebih kecil dari itu ngambil untungnya, jadi hanya sekedarnya aja. 

Aku jadi  ingat, 2 pekan sebelumnya beliau juga kepasar membawa uang 180 ribu dan hasilnya hanya 1 kantong sedang, hari ini beliau membawa 80 ribu bisa dapat berkantong-kantong. Maklum karena waktu yang lalu Paksu belinya daging sapi, iga sapi dan ikan laut. Jatah untuk sayur malah habis duluan. Sekarang jadi ganti strategi, beli sayur dulu yang banyak baru sisanya buat beli lauk sekedarnya, hahaha.

Terima kasih Papah sudah berbagi peran dalam biduk rumah tangga kita 

We love You, Always

Tidak ada komentar:

Posting Komentar